Elegi
>> Tuesday, July 13, 2010
Bukan untuk dia nikmati bersama, bukan untuk di bicarakan beramai-ramai, kubungkap saja mulutku, ku katupkan saja bibirku, menghirup dengan keperihan nafas satu-satu.
Rasa yang terjenuh kini ku temui, menyapaku satu-satu, dari aliran darahku hingga ke otakku
Getir ketara di sudut mata, jeruji besi ada penghalang di rasa, mencabik dunia dari kain surta, mencoreng moreng dari warna arang
Berita di sampaikan pada langit dan matahari, pada malam dan siangnya, pada kepakan sayu gagak-gagak kelaparan
Menghitung dari satu dasawarsa, kekalahan, kebencian, ketakutan, kehilangan, ketidak tahuan, dia baca di setiap alur kehidupanya
Tak terhenti hanya di situ, menjebatani nya dari satu persinggahan terus ke persinggahan lainya
Jengah tak bisa terhitung, rangkaian kata basi sudah terbiasa di makan waktu, lonceng gereja dan nyanyian burung gereja pecahkan genderang telinga di alun-alun tampa manusia
Berpijak kadang terhempas, berenang kadang hanyut tak tentu arah, beribu jalan liku tertapaki tapi tak berujung kesampaian
Legimitasi dunianya cerita keperihan dalam kepayahan
Derunya ambisi tak terkendalikan, tergulak di katulistiwa tampa bisa terbataskan, naungnya entah dimana tersngkirkan, puncahnya tak selalu bisa tersalurkan
Bahasa kalbunya cuma picisan tampa makna ke sucian, teriakan legeda lama hanya kekosongan ta bermakna
Sentuh dari asa, lebur dari satu jiwa, jaga dari hatiyang terbuai, lepas dari kedulian yang tak ternilai
Saat dimana ????
Ck,kdg,mcn.
Rasa yang terjenuh kini ku temui, menyapaku satu-satu, dari aliran darahku hingga ke otakku
Getir ketara di sudut mata, jeruji besi ada penghalang di rasa, mencabik dunia dari kain surta, mencoreng moreng dari warna arang
Berita di sampaikan pada langit dan matahari, pada malam dan siangnya, pada kepakan sayu gagak-gagak kelaparan
Menghitung dari satu dasawarsa, kekalahan, kebencian, ketakutan, kehilangan, ketidak tahuan, dia baca di setiap alur kehidupanya
Tak terhenti hanya di situ, menjebatani nya dari satu persinggahan terus ke persinggahan lainya
Jengah tak bisa terhitung, rangkaian kata basi sudah terbiasa di makan waktu, lonceng gereja dan nyanyian burung gereja pecahkan genderang telinga di alun-alun tampa manusia
Berpijak kadang terhempas, berenang kadang hanyut tak tentu arah, beribu jalan liku tertapaki tapi tak berujung kesampaian
Legimitasi dunianya cerita keperihan dalam kepayahan
Derunya ambisi tak terkendalikan, tergulak di katulistiwa tampa bisa terbataskan, naungnya entah dimana tersngkirkan, puncahnya tak selalu bisa tersalurkan
Bahasa kalbunya cuma picisan tampa makna ke sucian, teriakan legeda lama hanya kekosongan ta bermakna
Sentuh dari asa, lebur dari satu jiwa, jaga dari hatiyang terbuai, lepas dari kedulian yang tak ternilai
Saat dimana ????
Ck,kdg,mcn.
0 comments:
Post a Comment