|
Penampakan yang kini ketara sebuah fana yang tak bisa dijamah, menjejali setiap tenat otak kian penat.
Ada sebuah prahara diciptakan, menjembatani asa jemu selangkah kian tak tentu, tadah bisa terkecuali ,lepas tak juga bisa terkendali.
Sama masih samar, tampa wujud bisa di gapai. Landainya di pijakan makin semu saja.
Sementara kidung-kidung makin mengila di liang-liang nista yang bernoda.
Mencakar-cakar ayat-ayat dari keratan yang tak bisa di artikan, limbung tampa pegangan, terjerembab tanpa bisa menghayati makna sebenarnya.
Tangisan gundah gulana berkicau bak nyanyiaan burung kenari risau menanti fajar tiba.
Mencari di setiap desahan nafas manusia yang masih terjaga, tapi hampa melukiskan di setiap wajah-wajah tampa pias yang bertaburkan noda tampa laras rupa.
Masih menunggu??? Terali besi bisu, ditatapan manusia yang bertanya???
Aku siapa? kenapa terjerembab di belukar besi kekar?
Siapa dan siapa yang aku percaya?
Langkah-langkah tak tentu arah lesap mengejar arah mentari terbenam, buat apa???
Sekedar mencari kebebasan katanya, Iya hingga kapan?
Hinggalah nafas tak bsia berburu dengan waktu lagi?
Aku berujar dengan bisikan-bisikan yang kuregangdalam rongga dada, begitukah??
Lantas??? entahlah
Karena langkah ku sendiri masih tersekat, pada keadaan kasih iba, cinta dunia, benci hina, luasa berbicara tapi percuma.
Ck, spore,oct'06
|
0 comments:
Post a Comment